Monday, May 21, 2018

Ban tubeless haram pakai cairan anti bocor? Gak!

Ban standar ting-ting di akame dari beli dulu sudah pakai cairan anti bocor aman-aman saja. Kena paku ya cabut beres! Pentil juga gak nyumbat sampai sekarang.


Di sebuah media otomotif ada yang membahas perkara cairan anti bocor dan mengatakan haram pakai cairan ini karena dapat menyumbat pentil! Kalau sudah begitu susah deh. Selain itu kadang gak berfungsi sesuai peruntukannya. Ya ada benarnya, tapi gak semuanya, malah di lebih-lebihkan. Pertama bila di isi cairan anti bocor pentil tersumbat itu benar tapi bukan masalah besar kok soalnya cuma ganti pentil Rp.10.000 doang beres. Dan itupum cuma sebagian kecil yang tersumbat.


Contohnya Risdiken dan keluarga semua pakai. CBR250R 2 motor pakai depan belakang dari 2011 sampai sekarang gak ada yang namanya cairan anti bocor nyumbat. R25 dari 4 tahun lalu dan berkali-kali isi angin saat mulai kurang (beberapa minggu lalu terakhir isi) nyatanya gak nyumbat. CB150R G1 aman, Vario 125 ku dulu juga aman, Vario 150 sampai sekarang dan beberapa bulan lalu isi angin gak nyumbat walau ada cairannya. 

MX-KING ganti ban 3x aman, cairan anti bocor berjalan sesuai peruntukannya dan gak nyumbat pentil.

Cuma motor supra x helm in saja nyumbat dan cuma ganti pentil doang murah meriah seperti kataku di atas beres motor aman kembali bannya. Di blade 125 juga dan ganti pentil Rp.10.000 beres normal lagi walau ada cairan anti bocornya. Kemudian bilang gak berfungsi sesusai peruntukannya gak semuanya benar. Faktanya motor yang Risdiken sebut di atas cuma gagal pada 2 motor saja dan lagi-lagi motor bebek Supra X helm in dan blade. 

Sisanya lancar jaya! Bahkan R25 kena paku dalam cabut langsung aman, Vario 150 juga pernah dan aman. CBR250R juga pernah dan Sukses melakukan tugasnya cairan anti bocornya, jarang banget gagal. Jadi haram hukumnya bikers pakai cairan anti bocor itu salah kaprah! Risdiken buktikan sendiri. Ya gagal fungsi memang pernah tapi gak semuanya, tinggal sahabat bikers saja yang tentukan antara pakai atau gak? Bukannya semuanya gagal dan di haramkan. 

Memang cairan anti bocor banyak beredar dan merknya macem-macem, dan memang ada merk yang fungsinya gagal tapi gak semuanya. Bisa saja merk tertentu saja yang sering gagal, yang Risdiken pakai selama ini jarang gagal. Tubeless memang enak kena paku gak langsung bocor bisa jalan sampai tambal ban tubeless terdekat, tapi masalahnya kalau terlalu dalam dan besar pakunya atau benda lain di buat jalan roda motornya ndut-ndut gak enak dan pelan. 

Bahkan temanku touring bareng rekan kerjanya perjalanan Surabaya-Jember nambal ban 7x di motor yang berbeda. Untungnya bawa tambal ban sendiri, gak kebayang kan di tengah malam bocor mana ada tukang tambal ban buka? Kalaupun ada ya jarang. Lain cerita kalau pakai cairan anti bocor semua. Kena paku lalu bocor tinggal cabut beres gak perlu lama-lams nunggu ban di tambal. 

Kalaupun ada yang gagal dari 7 paling apes 2x tetap bisa di tanggulangi karena bawa peralatan sendiri tetap saja jan jauh lebih hemat waktu dan tenaga. Perjalananpun lebih cepat sampai. Jadi salah kaprah banget bilang pakai cairan anti bocor haram. Cuma selera saja hati pas apa gak memasang cairan anti bocor pada motor? Gak selalu gagal, malah kebanyakan berhasilnya. Salam bikers salam persaudaraan, apapun motor dan merknya bikers adalah saudara!

No comments: