Kemarin pas perjalanan ke Juanda Bandara Internasional, Risdiken ketemu Vario 125 yang ngacir saja. ya karena sepi boleh lah ikutan gas kencang. tapi RIsdiken kaget pas ngejar ini motor. aku kira Vario 150 kok di kejar gak sampai-sampai, pas dekat karena kurangi kecepatan ternyata Vario 125! lho, kok bisa ini? pulangnya juga gitu, ngejar beat saja susahnya minta ampun, apa yang terjadi dengan motorku? perasaan gak ada masalah. malah pas testride Vario 125 mertua ya kerasa beda tendangan tenaganya. lah ini kok malah slit ngejar motor kubikasi di bawahnya. gak mungkin motor modifan lawanku tadi masalahnya masa iya semuanya modif. kan gak 1 saja yang kencang, motor lainnya di pinggir juga kencang kok.
lalu sampai Tanggulangin jalan super lurus malah gampang ngejar motor 125-110cc beat, Vario, Mio dan lainnya. kok aneh sih? aku pikir-pikir lagi ketemu dua penyebabnya. 1. badan Risdiken memang membengkak hehehehe bisa karena itu top speed dan tenaga Vario Risdiken kurang yahud. apalagi seperti aku bilang dulu, kecepatannya turun gak seperti baru tapi masih lebih baik dari 110-125cc lainnya. 2. bannya jenis yang aku pakai mungkin lengket banget di aspal daerah Sidoarjo. jadi saat di gas kalah sama motor 125cc yang pakai ban standard (terbukti ban standard di Sidoarjo pakai motor mertua maknyuss kencangnya) padahal jenis motor yang sama pas di jalan Tanggulangin arah Porong (jalan sebelah tanggul lumpur) kencang banget, motor lain susah ngejar motorku.
tapi ya rasanya gak puas saja 150cc kesulitan ngejar motor yang kubikasinya lebih kecil walau karena ada faktornya hehehehehe. kalau ban standard dulu ya enak saja semua jalan, tapi ya agak lincin sih menurutku karena pas kemarin pakai motor mertua ke Surabaya dan pulang ke Sidoarjo kerasa agak sedikit licin daripada ban yang aku pakai sudah gak standard. salam bikers salam persaudaraan, apapun motor dan merknya bikers adalah saudara!
No comments:
Post a Comment