Saat perjalanan ke Coban Parangtejo, Risdiken cukup kaget saat pulang. Ternyata 1 keluarga naik matic Mio M3 melewati jalan sempit dan menurun. Keluarga terdiri dari bapak, ibu dan 1 anak. Ya jalan sempit sih bisa-bisa saja soalnya motornya kan ramping, masalahnya sempit dan menurun. Jalan pun bukan aspal berupa tanah yang lumayan licin, dan samping kiri jurang. Lengah dikit jatuh ke jurang kan ngeri. Oke ridernya lihai masih masuk akal, lah ini menurun dan motornya matic jelas meluncur tanpa penahan cuma modal rem yang bisa ceplos karena keseringan ngerem di tanjakan turun.
Lah Risdiken lewat cangar boncengan keadaan turun saja meluncurnya jadi makin kencang karena beban makin berat, padahal itu aspal, lah di coban parangtejo jalan sempit dan licin menurun tajam sambil boncengan 2 orang, pasti meluncur turun kencang sekali dan situasi begitu jelas super bahaya risdiken pernah rasakan. Apalagi turunnya sebelah jalan pas jurang, aslinya nyawa sekeluarga taruhannya.
Risdiken pilih sangat gak mungkin, tapi nyatanya mungkin. Mungkin baliknya menanjak masih ngatasi, tapi ini berangkatnya turun terus tanpa jeda cukup jauh. Asli nekat tingkat tinggi. Apalagi nyawa keluarga, bukan nyawa sendiri. Mungkin sudah terbiasa lewat situ kali, tapi tetap saja matic lewat jalan itu kayak gak mungkin bila boncengan, asli bikin meluncur gak terkendali. Anehnya lagi ini motor kan seharusnya di parkiran, masuk gak boleh, lah ini di bolehin, mungkin warga sekitaran coban parangtejo sendiri jadi masuk bawa motor gak masalah.
Mungkin gambar jalan gak ekstrim kelihatannya kalau lihat sendiri baru ngerti. Ekstrim untuk motor matic, kalau jalan kaki ya aman hehehehe. Oke sampai sini dulu, sampai jumpa lagi besok ya. Gambar motornya di bawah ini. Salam bikers salam persaudaraan, apapun motor dan merknya bikers adalah saudara!
No comments:
Post a Comment