Saturday, December 1, 2018

Beli moge di desa, banyak masalah


ya di Desa beli moge sebenarnya ya sah-sah saja. entah di rawa, di pelosok, sawah atau dimanapun gak harus kota asal punya uang beres. tapi ya yang bikin masalah tetangga sekitar. bukan masalah knalpot ya, kalo knalpot otomatis kalau suara keras dimanapun pasti bikin orang marah. masalahnya bila iri, gak suka, benci, dengki dan semacamnya. banyak yang kayak gitu. Risdiken ngalamin sendiri. yang ngerti sih ya malah suka. mantep bro motornya bilang itu. kalau gak ngerti bilang aneh-aneh. ada yang bilang bego lo, beli mobil saja daripada beli gini. beli tanah saja untung, di jual lagi pasti laku lebih mahal harga belinya. berlebihan lah, goblok lah, gak worted lah dan masih banyak lainnya. 

ada apa-apa pasti di sukurin tapi jangan sampai deh. ya Risdiken gak peduli crap macam gitu, tapi kalau sampai melakukan tindakan yang merugikan Risdiken atau keluarga ini yang gak seneng. soalnya dimata mereka beli moge itu kesalahan besar! ini motor gak nyolong, beli susah payah sendiri bukan pemberian atau hutang dari mereka, suka-suka dong. yang penting bukan untuk hal negatif, biarpun di kata mahal ini bukan hasil kejahatan kan gak masalah terserah kita sendiri. hati senang asal bisa nurutin dan hal itu gak merugikan orang kan bukan sesuatu hal yang salah. memang kalau dimanfaatkan untuk yang lebih worted banyak seperti yang mereka bilang. 

nunggu beli tanah dulu, lah kelamaan, butuhnya segera. beli mobil alhamdulillah sudah punya buat apa beli lagi? pastinya penghuni gudang itu kalau beli mobil lagi. nuruti hati seneng gak ada namanya batas, apalagi uang. kalau miliuner belinya mobil milyaran ya cuma buat hati seneng doang, pakainya paling kayak motor seminggu sekali atau di pajang di rumah doang. gak masalah asal kita bisa memenuhinya kan gak merugikan orang lain dan jangan lupa beramal seperti sedekah, infaq dan secamamnya yang menandakan kita gak lupa sebagian harta kita adalah hak yang membutuhkan dan bersyukur atas pemberian Allah. contoh lainnya yang lebih kebawah kayak tukang cilok beli Ninja 250 FI atau R25, bagi mereka gak worted, cuma hati senang dan bukan hal negatif karena bukan merugikan orang ya gak masalah beli. 

buruh saja sekarang sudah banyak yang pakai 250cc malah lumrah disini. hati senang kerja semangat untuk menghidupi keluarga kan gitu. kecuali kita membelinya maksa banget sampai kekurangan nah itu baru gak boleh. nuruti hati sesuai bajet, mampunya 150cc ya 150 saja, mampunya 250cc ya 250cc, mampunya moge ya moge dan seterusnya sesuai bajet sendiri hasil kerja sendiribukan hal negatif. seperti yang risdiken bahas tadi, masalah orang nyinyir gak masalah, tapi sampai merugikan Risdiken itu baru bikin kesal. contoh gara-gara omongan gitu, seumpama ada orang yang baik pada Risdiken jadinya gak seneng. 

nah itu kan merugikan, padahal orang gak tau yang sebenarnya jadi ke makan omongan jadi gak suka padaku, salah satu contohnya. parahnya lagi sampai rugi segi materil juga lho. tapi ya gak perlu Risdiken share sih, urusan pribadi. beli moge seakan tabu di sini pdahal ini gak nyolong, pemikiran masih dangkal susah, kita sih enjoy saja, tapi gara-gara ada dampak pada hubungan seseorang dan materil ini yang merugikan. ya bukannya di desa semuanya gitu, gak selalu, cuma kebetulan di tempat Risdiken tinggal ada yang seperti itu. salam bikers salam persaudaraan, apapun motor dan merknya bikers adalah saudara!

No comments: