Judul di atas membuat Risdiken terglitik untuk nulis hehehe. Ironis juga, di sana uang buat beli motor moge biasa saja seperti beli sport 150cc. Ya gak heran UMR mereka besar di bandingkan di sini apalagi mata uang besar nilainya. Tapi di sana ya gak terlalu bebas pilih motor karena mulai banyak yang tercekik peraturan emisi gas buang euro series. Power pun jelas tersunat. Gak heran versi lama lebih kencang dari yang baru sekarang ini. Ya mau power plong jadi harus ganti knalpot. Memang ganti knalpot racing rasanya biasa saja atau lumrah sih, tapi gak semua orang yang suka kecepatan ingin ganti knalpot racing karena gak suka kebisingan.
Buat yang malah suka ya gak masalah habis beli langsung ke bengkel ganti knalpot racing. Di mana-mana kalau gak ganti knalpot racing mogenya ya kurang afdol, tapi banyak juga lho di Eropa yang tetap suka standaran. Di sana beli gampang tapi tercekik emisi jadi kurang nyaman dan pilihan berkurang, di sini bisa pilih sesuka hati asal ada uang beli di UI bila ATPM resmi gak sedia, tinggal uang siap apa gak. Ya uang ada, tapi gak sesimpel itu. Soal uang buat beli harus berlipat dari harga di luar negri karena tercekik pajak. Pajak super gak masuk akal, harga 300 jutaan jagi bisa tembus 900 jutaan. Padahal harga di liat 3x lebih murah sudah termasuk pajak, di sini malah 350% pajaknya. Maklum kerjaan pajak hehehe.
Di luar gaji besar pajak motornya dikit, disini gaji super dikit pajak motornya tertinggi di dunia. Ya kalau pajak gak ekstrim ya tentu moge bukan barang super mewah seperti sekarang. Sekiranya baru 150-300 jutaan baru dan fullpaper, negri ini bisa jadi pembeli moge terbanyak di dunia. MV Agusta yang super mahal karena eksklusif saja laris, apalagi bila moge murah, pasti kipas-kipas uang semua dealer motor. Di sebrang sana karena emisi, di sini pajak yang mencekik jadi ingin motor yang di inginkan susah terwujud. Salam bikers salam persaudaraan, apapun motor dan merknya bikers adalah saudara!
No comments:
Post a Comment