Wednesday, March 23, 2016

Bila mengalami tabrakan dan keadaan tidak salah kita harus berpikir jernih dan tegas

Sahabat bikers pernah mengalami tabrakan sesama motor? mungkin sebagian pernah sebagian tidak pernah. nah aku akan menulisnya agar bikers yang mengalami tabrakan biar tidak di salahkan bila memang tidak salah! aku terinspirasi dari cerita saudara/teman bahkan aku sendiri. karena bingung dan mau bicara apa gak tau, walau posisi kita benar jadi terlihat salah buntut-buntutnya kita yang ganti rugi walau sebenarnya bukan kita yang salah! walaupun sudah terbukti salah kadang pintar ngomong jadinya yang salah ganti rugi sedikit. inilah beberapa ceritaku yang akan sangat panjang banget bacanya, sambil ngemil saja biar lebih asik hehehehe

1. kejadian pertama saat aku dan temanku service komputer di wilayah krembung. mungkin sudah  (- +) 6 tahun lalu tapi lupa tepatnya kapan. saat itu aku membonceng agus temanku. berhubung sudah dekat lokasi ya aku menyalakan sein sebelah kanan karena mau belok kanan. eh sudah nyalakan sein dari jauh kok saat belok di tabrak dari belakang. aku terjatuh dan untungnya agus gak sampai jatuh dan komputernya gak apa-apa. yang nabrak berboncengan dan gak bawa helm yang satunya. ya warga setempat dengan cepat mengamankan motor kami berdua (motornya si agus aslinya hehehehe) biar gak ketahuan polisi dan di selesaikans sendiri biar gak ribet. 

masalahnya aku saat itu bingung dan kuatir, tapi semua orang menguatkan kalau aku sudah nyalakan sein mau belok kanan. yang gak pake helm kayaknya luka agak parah jadi dibawa puskesman terdekat di antar. sementara itu kami menyelesaikan masalah tabrakan tadi. ya aku gak salah bilang saja sudah reting (nyalakan lampu sein dalam bahasa jawa) malah di tabrak. anehnya dia malah minta ganti rugi, saat itu aku mungkin belum matang pikiranku seperti sekarang apalagi gak pernah mengalami kecelakaan jadinya beneran bingngun apalagi dia main gertak mau di panggilkan saudaranya yang polisi. alhasil aku jadi takut beneran kasih dah duit ke dia padahal aku gak salah sebenarnya. kalau sekarang mungkin beda ceritanya hehehe tapi jangan sampai deh kejadian lagi, uda kapok badan sakit semua hehehe.

2. kali ini dengan mobil. saat itu hujan deras dan aku melaju dengan kecepatan kira-kira 60km/h. nah di depanku memang ada penyebrangan mobil buat mobil pick up atau truck menyebrang. aku tau memang ada pick up di sebrang jalan, tapi kan posisiku sudah dekat dengan mobilnya seharusnya dia yang nyebrang mendahulukanku. eh bukannya nunggu, sudah tau ada motor lewat malah di trobos, gobloknya lagi ini orang jalannya pelan padahal ada kendaraan di jalan utama. akhirnya karena terlalu pelan jalannya mobil itu aku menabrak bagian belakang pick up itu. kecelakaan gak terelakkan motor revo 100cc punyaku remuk bagian depannya. 

logikanya kalau menyebrang kan nunggu jalan kosong dulu baru lewat, nah ini sudah tau ada kendaraan lewat malah di terobos. ya kalau di perlintasan kereta akan beda cerita. makanya gak heran sering kecelakaan di perlintasan kereta karena sudah kebiasaan buruk melewati jalan yang masih ada yang lewat. nah posisi supir kan jelas yang salah, dia melakukan modus dengan minta aku menunggu sebentar kayaknya ngumpetin uang biar buat alasan gak ganti rugi banyak-banyak. kesalahanku terbesarku aku mau di bantu teman setelah aku telpon keluarga, tapi malah aku sok bisa dan berpikir akan beres.

nyatanya? si pelaku ngeles bilang gak punya uang buat ganti body motorku yang rusak, dia buka dompet cuma ada Rp.35.000 kalau gak salah. saat itu ada orang yang nakut nakutin aku mau di panggilkan polisi atau gimana biar cepet selesai. berhubung aku saat itu belum bisa berpikir jernih aku malah panik dan gak mau di panggilkan. di bantu teman gak mau, di panggilkan polisi juga gak mau. karena gak cukup duitnya aku mau nahan KTP orang itu tapi alasannya rumahnya jauh. berhubung aku gak bisa tegas saat itu ya aku gak maksa dan cuma dapat Rp.35.000 saja padahal kalau di bawa ke bengkel resmi habis duit banyak. 

aku sebnernya lumayan sebel mau aku hajar saja itu orang tapi sudah kakek kakek inget kakekku di rumah ya sudahlah relakan saja. sebelum pergi kembali ini orang minta berjabat tangan dulu bila ada kesalahan mohon saling memaafkan. setelahitu aku peergi dan nyari sparepart motorku, tapi gak ketemu keburu malam langsung ke tujuan saja.

3. saat aku ada urusan ke surabaya urusan kerja. saat itu orang yang aku mau datangi titip ote-ote porong. setelah beli aku bingung, antara masukan bagasi atau di taruh di centelan depan saja? seharnya aku nurutin kata hati dimasukin ke bagasi, tapi aku males aku taruh centelan. saat perjalanan angin berhebus kencang dan di kermian jalan aku melaju dengan kcepatan lumayan tinggi. hasilnya ote-ote porongnya jatuh. karena jatuh ya aku pelan dan menepi, tapi dari belakang motor melaju kencang dan menabrakku dari belakang dan terjatuh. 

dia menabrak karena menyalip sebelah kiri mobil. jadi aku minggir ke tepi jalan kehalang mobil gak kelihatan. karena terlalu cepat jadinya rem gak sampai dan tabrakan gak terhindarkan. untungnya ada bapak-bapak berbaik hati menolong yang jatuh. sedangkan aku menengok ote-ote porongnya yang jatuh dan ternyata sudah gepeng terlindas mobil dan motor >_<. aku gak buru buru nyamperin yang jatuh karena aku sadar posisiku gak salah. eh sudah tau dia yang salah malam minta ganti. awalnya ngomongnya enak tapi intinya minta ganti, lah aku kan gak salah aku gak mau!

ya jalan buntu akhirnya aku mengajak ke polisi saja biar beres. posisi gak salah aku gak takut sama sekali! ya dia ngaku punya saudara polisi jadi bisa menengahinya gak perlu ke pos polisi di sebelah jalan. gobloknya aku waktu itu nurut saja. seharusnya aku menolak dan mengajaknya ke pos polisi saja, kalau gak mau bisa aku paksa dan kalau ngajak ribut ya aku beresin soalnya posisi gak salah aku gak takut. tapi nyatanya aku malah ikut dia tukeran motor biar gak kabur. 

kalau saja dia ke pos polisi sudah jelan kena banyak pelanggaran. sudah jelas spionnya saja cuma 1 padahal saat itu wajib 2 spion. aku di kira gak melakukan reting ( nyalakan lampu sein) padahal kulakukan. saat di ajak kerumahnya aku yang bodoh jadi mulai berpikir. ya kalau dirumahnya sama saja masuk kandang macan. benar salah aku tetap suru ganti kalau gak mau aku bisa-bisa digebukin satu RT. nah sat itu dia nyari kakaknya yang aparat tapi sayangnya gak ada. banyak orang pakaian kayak preman dan besar tubuhnya pada keluar. aku sebenarnya takut tapi aku tahan.

lalu di bilang bersama ibunya si pelaku penabrak kalau damai saja daripada ke polisi panjang urusannya. aku malah gak mau, lah aku gak salah suru ganti gimana bisa aku terima? aku juga bilang sama si pelaku kalau saudara anda yang jadi polisi tentu berat sebelah karena anda saudaranya! dia mengelak dan bilang gak. padahal jelas jelas dia yang salah, kalau dia memang merasa benar kenapa gak berani ke pos polisi saja? ya kan. di depan tetangganya dia  menuduhku motong jalan saat melaju kencang dan aku mengelak karena gak melakukannya. akhirnya aku disuru beli part yang rusak akibat tabrakan tadi pakai uangku, kalau ternyata aku gak salah dia kembalikan nunggu kakaknya.

ya aku nurut saja awalnya (gak cerdas banget saat itu aku) saat hari mulai sore aku takut orang yang nunggu aku kuatir aku telp dan bilang kalau telat karena ada insiden. yang di tunggu gak kunjung datang dia meminta segera di selesaikan. ya aku ajak saja ke dealer untuk pesan sparepart (aku ngalah) malah gak mau. aku kemudian bilang "anda maunya apa? saya ganti gak mau katanya kurang (Rp.100.000) saya belikan di di Panji (nama dealer) gak mau, kalau gitu ayo ke polisi saja!" dia ngotot gak mau ya sudah aku aku tinggal saja. akhirnya dia mau tapi minta tambah dikit. ya aku ngalah saja aku kasi Rp.130.000.

gobloknya aku waktu dituduh  melaju kencang dan berbelik mendadak jadinya nabrak dia aku cuma mengelak bilang gak doang. seharunya di didepan tetangganya aku bilang begini : "sampean bilang begitu berarti nunjukin kebodohan sampean sendiri! kenapa aku bilang begitu? coba anda pikir bila barang jatuh dari motor pastinya kan akan memperlambat motor dan menepi ke pinggir buat ambil barang. masak iya barang jatuh malah di gas penuh, kan malah ketinggalan barangnya. posisiku seperti itu, berhubung barang jatuh ya memeprlambat dan menepi tapi anda malah nuduh saya kencang mikir dong dikit!". 

ya kejadian itu sudah lama berlalu di pikir-pilir jadi emosi, tapi sudahlah ikhlasin saja kan sudah berlalu. yang bikin aku salut warga setempat gak serta merta bela tetangganya, tapi netral padahal kalau mau bisa saja maksa aku ganti rugi di sana. jadi intinya kita gak boleh panik, bingung dan harus berpikir jernih di tambah ketegasan, kalau tidak ya siap-siap saja anda ganti rugi dalam sebuah tabrakan walau anda gak salah. kita harus pintar bicara membela diri sendiri bila memang gak salah, tapi bila salah ya jangan se'enaknya ya ^_^.

satu lagi cerita tapi bukan mengenai diriku melainkan rekan bisnis yang mengalami tabrakan di jalan. kisahnya menceritakan ketegasan saat berlalu lintas. saat itu dia sedang mengendarai mobil dari pasuruan ke gempol dan mau pulang ke rumahnya. saat hapir sampai di gempol tiba-tiba dari belakang ada motor ugal-ugalan menyenggol mobilnya dan langsung jatuh yang naik motor itu. saat itu juga sedang ada polisi yang langsung datang ketika melihat kejadian itu. polisi datang dan mengecek surat-surat kendaraan rekan bisnisku tadi yang ternyata lengkap semua dan tidak melanggar. sedangkan yang motor tadi sudah ugal-ugalan, gak bawa helm dan zig-zag. rekan bisnisku aku singkat jadi RB

tentu polisi gak bisa menyalahkan RB karena sudah terbukti gak salah, sudah berada di jalur yang benar & surat lengkap tiba-tiba di srempet motor yang akhirnya motor itu jatuh sendiri. yang naik motor tadi mengalami luka-luka walau gak terlalu parah. sudah di putuskan memang RB gak bersalah kemudian polisi meminta kebijaksanaan RB untuk memberi ganti rugi pada bikers yang nyerempet mobilnya tadi dengan alasan kasihan dan kemanusiaan. RB menolak dengan tegas : "ngapain aku ngasi ganti rugi ke dia? kan dia yang salah sendiri ugal-ugalan di jalan sampai jatuh kena mobilku, seharusnya aku yang minta ganti rugi!". Polisi: " ya kan kasian pak, itung-itung amal".

RB : "ngapain kasian? kalau orang seperti ini di kasihani malah jadi makin gak sadar kesalahannya dan akan terulang terus seperti itu. bahkan yang lainnya pasti pola pikirnya seperti itu kalau hukum gak di tegakkan dan di biarkan terus begini. itu merupakan pola pikir yang salah. sudah salah di kasi uang enak banget! kalau amal ngapain ke orang yang melakukan kesalahan seperi dia? kalau amal itu ya ke tempat ibadah seperti masjid, ke panti asuhan dan ke roang-orang yang membutuhkan itu baru berperikemanusiaan. kalau orang salah malah dapat ganti rugi itu se'enaknya, sudahlah aku gak peduli bapak bilang apa ke saya, yang penting saya gak salah tapi dia, saya mau di proses secara hukum biar dia jera.

nah cerita panjang di atas bisa buat sahabat bikers sekalian dan pengguna jalan lainnya sebagai pembelajaran pada kita semua agar tegas, berani dan berpikir jernih bila mengalami tabrakan dan dalam posisi gak salah. kemudian lebih hati-hatilah di jalan agar terhinda dari kecelakaan, karena terkadang sudah hati-hati tapi yang lain ngawur kita kena getahnya, jadi lebih berhati-hati sangat diperlukan. dan jangan se'enaknya di jalan, kalau ada insiden seperti di atas bukan kita saja yang kena, orang lain yang gak ikutan kan jadi kena.

 bila posisi kita memang gak salah jangan takut ke polisi kan gak salah. daripada di selesaikan sendiri yang malah gak ada selesainya karena sama sama merasa paling benar. keculai sama-sama berdamai dan nemu titik terang memang gak perlu sampai ke pos polisi buat meluruskan mana yang benar dan salah. salam biekrs salam persaudaraan, apapun motor dan mekrnya bikers adalah saudara!

No comments: