Bahasan part dua dari judul di atas. beberapa tahun lalu Risdiken pernah bahas mengenai jalan tol seperti judul di atas. kenyataannya memang begitu kan kalau gak hati-hati. bukannya malah cepat sampai tujuan malah cepat mati. kecelakaan mobil mayoritas di jalan tol soalnya di jalan biasa agak padat atau mulai macet gak bisa ngebut jadi aman. ada insiden paling srempetan dan baret. lah di jalan tol serba kencang, nabrak dikit fatal. gak jarang sampai ada yang meninggal dunia.
tipikan pengemdinya sama, yaitu ngebut! tol memang untuk mempercepat sampai tujuan tapi bukan berarti boleh ngebut terlalu kencang. ya kecepatan sedang saja Max 120km/h lah, kemudian lihat sikon juga. dari jauh ada kendaraan terutama truk waspada saja kurang kecepatan. kadang mau salip kanan kiri eh gak sampai akhirnya tabrakan. tipikal ke 2 biasanya ngantuk. ini yang bahaya juga dan gak munafik, risdiken pernah juga ngalaminnya dan untung gak sampai crash. malahan kalau terlalu ngantuk Risdiken nepi di tol dan istirahat di sana. setelah 30 menit ngantuk mulai hilang perjalanan di lanjutkan.
seperti kecelakaan di atas di tol Semarang. kronologis lengkapnya simak saja disini. intinya ya terlalu kencang ada apa-apa karena terlalu kencang sudah gak terkontrol mobilmnya dan crash deh. syukur-sukur gak ada korban jiwanya. kalau sampai ada yang mati kan kasian. memang kecelakaan adalah takdir, tapi bukan berarti kita gak melakukan iktiar kan. selain membahayakan diri sendiri dan orang lain, ngebut semabrangan di tol tentu juga membahayakan keluarga yang kita bawa dalam mobil. selamat mudik dan mari lebih berhati-hati sahabat sekalian. salam.
No comments:
Post a Comment